Rokan Hilir, Thilasia.id — Ratusan mahasiswa dan masyarakat Rokan Hilir turun ke jalan, menggelar aksi damai namun tegas di depan mess Bupati Rokan Hilir. Mereka membawa satu tuntutan utama: pemerintah daerah harus segera membayar gaji yang tertunggak dan memberikan kejelasan terkait nasib para tenaga honorer yang telah dirumahkan tanpa kepastian.
Aksi ini menjadi puncak dari kekecewaan yang telah lama dirasakan masyarakat. Banyak tenaga honorer yang mengaku belum menerima gaji berbulan-bulan, bahkan setelah mereka tetap bekerja dalam kondisi yang serba kekurangan.
“Bagaimana kami bisa makan? Anak kami sekolah pakai apa? Kami bukan mesin, kami manusia!” teriak salah satu peserta aksi . Ungkapan-ungkapan seperti ini menggambarkan betapa beratnya beban yang dipikul para honorer yang selama ini berjasa di garis depan pelayanan publik.
Di barisan terdepan, para mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi turut menyuarakan solidaritas. Mereka menilai bahwa persoalan ini bukan hanya soal administrasi, tapi soal keadilan sosial dan tanggung jawab moral pemerintah daerah terhadap rakyatnya.
“Ketika janji politik hanya jadi hiasan kampanye, rakyatlah yang kembali harus menanggung akibatnya. Kami hadir di sini bukan untuk membuat gaduh, tapi untuk menagih janji dan menuntut hak,” ujar salah satu orator mahasiswa dalam orasinya yang disambut tepuk tangan peserta aksi.
Aksi ini berjalan damai namun penuh semangat. Spanduk dan poster-poster berisi tuntutan dan seruan moral menghiasi sepanjang jalan. Teriakan “Hidup Honorer!”, “Bayar Gaji Sekarang Juga!”, dan “Pemerintah Jangan Buta dan Tuli!” menggema di udara.
“Jangan tunggu rakyat datang lagi dengan jumlah yang lebih besar. Kami lelah dibohongi, kami butuh tindakan nyata!” tegas salah seorang perwakilan honorer.
Aksi ini menjadi bukti bahwa masyarakat Rokan Hilir tidak tinggal diam melihat ketidakadilan. Dalam semangat solidaritas dan keberanian, suara rakyat kembali bergema, menuntut keadilan yang selama ini mereka tunggu.