Pekanbaru, Thilasia.id – Dalam semarak menyambut Hari Bumi yang jatuh pada 22 April 2025, Polda Riau bersama Pemerintah Provinsi Riau menorehkan langkah hijau penuh harapan. Di tanah Tenayan Raya, ribuan bibit kehidupan ditanam, menyemai asa untuk bumi yang lestari.
Kapolda Riau, Irjen Herry Heryawan, memaknai penanaman pohon ini sebagai cermin cinta pada alam, komitmen moral Polda Riau terhadap bumi yang kian rapuh oleh ancaman karhutla.
Bumi adalah rumah kita bersama. Saat kita menanam pohon, kita tak hanya menanam batang dan daun, tapi juga menanam harapan, merawat masa depan, ujar Irjen Herry.
Kegiatan berlangsung di Komplek Perkantoran Tenayan Raya, Jalan Abdul Rahman Hamid, Kecamatan Tenayan, Pekanbaru, Senin (21/4/2025). Hadir Gubernur Riau Abdul Wahid, Wali Kota Pekanbaru Agung Haryono, serta jajaran Forkopimda Riau.
Mengusung semangat “Melindungi Tuah, Menjaga Marwah”, penanaman ini menjadi bentuk nyata upaya menjaga harmoni antara manusia dan alam di Bumi Lancang Kuning. Tuah yang dilindungi adalah kekayaan alam dan budaya; marwah yang dijaga adalah jati diri dan kehormatan daerah.
Jika hutan rusak dan udara sesak, marwah kita pun tercabik di mata dunia. Maka, menjaga alam adalah menjaga harga diri, tutur Kapolda.
Dengan pendekatan green policing, Polda Riau menggaungkan gerakan hijau berkelanjutan, mengajak masyarakat untuk menjadikan penanaman pohon sebagai kebiasaan, bukan sekadar seremonial.
Kita tidak ingin hanya berpikir hijau, tapi juga hidup hijau. Green habit harus menjadi nafas baru bagi kita semua, imbuhnya.
Apresiasi pun disampaikan kepada Gubernur dan Wali Kota atas sinergi dalam gerakan penghijauan. Dengan target 15.000 batang pohon, sebanyak 2.500 batang telah ditanam oleh Polda Riau, dan 1.500 batang lainnya oleh Pemprov. Jenisnya beragam: rambutan, trembesi, petai, jengkol, hingga matoa semua menyimbolkan kekayaan hayati yang tumbuh dari tanah yang dijaga.
Tanam Jagung, Tabur Harapan
Tak hanya menanam pohon, langkah hijau juga diwujudkan lewat penanaman 165 kilogram bibit jagung pipil di atas lahan seluas 11 hektare. Jagung ditanam sebagai simbol ketahanan dan swasembada pangan panen yang kelak menjadi berkat untuk rakyat.
Kami harap gerakan ini tak berhenti di sini. Mari lanjutkan di seluruh kabupaten dan kota. Satu pohon, satu harapan, tutup Herry.